Tuesday, March 10, 2009
Entah Jadi Apa..?
ini gak ada hubungannya sama aku ataupun kami, juga itu bukan foto aku ataupun kami, hanya sekedar tertarik untuk mengutip tuh foto dengan sebuah cerita tentang kami dan mimpi kami serta jalan dan usaha kami buat mewujudkan mimpi itu..
Senin Malam, pukul 21.00 WIB
cabut out keluar dari sindo, udah janji ama pihak studio mau record atawa take vocal..
keluar kantor walaupun belum waktunya (maafin ya bu.. hehehe) lihat suasana kok rada lembab, tetap kucoba paksakan kuatkan hati tuk melakukan sesuatu yang berarti..
sampai di simpang Internasional Plaza langit udah mulai meneteskan air mata, waduh mulai gerimis bo..
meskipun aku termasuk orang yang mengagumi hujan, tapi kalo dalam suasana sekarang aku tidak akan dapat menikmati erotisme dalam dinginnya hujan, aku sedang terburu-buru untuk memikirkan hal seperti itu.
Ambil handphone dari kantong terus calling Hries, Hries ini gitarisnya taman, aku tanya ke dia bagaimana masih mau lanjut kagak? dia bilang dia besok gak kerja, jadi kalo masih mau di paksakan oke oke saja.
Baiklah kalo begitu..
Kupacu si Jeki menuju daerah Kuto, sampe disana mungkin sudah pukul 21.30 an, langsung bilang ke Hries kalo aku inginnya langsung pergi saja, jadi si Hries siap2 dan kami langsung cabut menuju studio yang sudah dipesan, sebenarnya sih bukan studio amat, karena itu adalah bisnis rumahannya salah satu temen kami, tapi sayangnya saat itu kami belum tau di mana rumahnya..
hujan makin gembira membasahi Palembang, tak kami perdulikan, air tak bisa surutkan api semangat dalam dada dan jiwa kami.
Ke Kertapati, stasiun, simpang sungki..
(bagi kalian yang bukan orang Palembang mungkin tidak tahu berapa jauh jarak yang kami tempuh waktu itu..)mana sudha larut malam, hujan, dan juga daerah sungki itu terkenal sebagai daerah rawan tindakan kriminal.
tapi Bismillah saja, toh niat kami baik..
tanya sana-tanya sini akhirnya ketemu tuh rumah si Luvi yang punya studio.
jam menunjukkan pukul 23.15 an lah.. hujan masih terus semakin lebat.
Jadi gak bisa record malah, karena takutnya suara hujannya bakalan ikut terekam
Jadi kami putuskan untuk menunggu..
Menunggu dan terus menunggu, sambil mendengar beberapa sample hasil yang sudah pernah di kerjain oleh si Luvi.
Sudah lewat jam 1 pas sedikit, hujan masih menderas, akhirnya daripada pulang tanpa hasil kami putuskan untuk memaksakan take vocal.
Dengan kondisi fisik yang ..... jauh dari prima, sudah larut, belum makan, kena hujan (bisa anda bayangkan..) akhirnya 2 lagu kelar di geber tepat jam 3 shubuh, aku mencari tempat yang datar buat disandarin, yah telentang di lante maksudnya.
si Hries masih asyik curhat sama si Luvi soal musik, aku... sudah melayang entah kemana.. sukses besar dengan mimpiku.
Tersentak aku teringatkan bahwa aku memiliki tugas dan tanggung jawab di setiap pagi harinya buat mengantarkan kakak perempuanku pergi kerja, kebetulan aku juga dibangunkan Hries yang mengajak untuk pulang.
Shubuh dingin dengan kondisi masih hujan kami pamit pulang ke Kak Luvi, makasih banyak kak..!!
doain kami jadi artis n musisi handal... amien..
lewat ampera sekujur badan rasanya udah gak bisa terkontrol lagi, dalam kondisi seperti itu aku berucap kepada Hries.. "suatu saat entah itu kita sudah jadi apa, suasana ini akan selalu kita ingat dalam kenangan.." yup.. hries sepakat akan hal itu, dalam hati sambil berlalu dalam temaram shubuh kuucap do'a..
"Ya Allah.., sudah cukupkah perjuangan kami ini, sudah layakkah kami meminta, kalo sudah izinkan kami memohon, karena sudah terlalu lama sabar kami suburkan dalam hati, tolong angkat kami segera hingga kami bisa genggam mimpi yang sudah lama di nanti..."
AMien..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment